Nama Resmi : Kabupaten Malang
Ibukota : Malang
Tanggal berdiri :28 November 760
Bupati : plt Drs. H. M. Sanusi, MM
Wakil Bupati : -
Luas Wilayah : 3.526 km2
Jumlah Penduduk : 2.475.680 jiwa 2018
Wilayah Administrasi : Kecamatan : 33
Kelurahan : 12
Alamat Kantor : Jl. Panji No.158, Penarukan, Kec. Kepanjen, Malang, Jawa Timur 6516
T : (0341) 326793-
Jumlah Kecamatan di Kabupaten Malang ada 33:
Kecamatan Ampelgading.
Kecamatan Bantur.
Kecamatan Bululawang.
Kecamatan Dampit.
Kecamatan Dau.
Kecamatan Donomulyo.
Kecamatan Gedangan.
Kecamatan Gondanglegi.
Kecamatan Jabung.
Kecamatan Kalipare.
Kecamatan Karangploso.
Kecamatan Kasembon.
Kecamatan Kepanjen, juga merupakan Ibu Kota Kabupaten Malang.
Kecamatan Kromengan.
Kecamatan Lawang.
Kecamatan Ngajum.
Kecamatan Ngantang.
Kecamatan Pagak.
Kecamatan Pagelaran.
Kecamatan Pakis.
Kecamatan Pakisaji.
Kecamatan Poncokusumo.
Kecamatan Pujon.
Kecamatan Sumbermanjing Wetan.
Kecamatan Singosari.
Kecamatan Sumberpucung.
Kecamatan Tajinan.
Kecamatan Tirtoyudo.
Kecamatan Tumpang.
Kecamatan Turen.
Kecamatan Wagir.
Kecamatan Wajak.
Kecamatan Wonosari.
Sejarah
Ketika
kerajaan Singhasari dibawah kepemimpinan Akuwu Tunggul Ametung yang
beristrikan Ken Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri.
Pusat pemerintahan Singhasari saat itu berada di Tumapel. Baru setelah
muncul Ken Arok yang kemudian membunuh Akuwu Tunggul Ametung dan
menikahi Ken Dedes, pusat kerajaan berpindah ke Malang , setelah
berhasil mengalahkan Kerajaan Kediri. Kediri saat itu jatuh ke tangan
Singhasari dan turun statusnya menjadi kadipaten. Sementara Ken Arok
mengangkat dirinya sebagai raja yang bergelar Prabu Kertarajasa
Jayawardhana atau Dhandang Gendhis (1185 - 1222).
Kerajaan ini mengalami
jatuh bangun. Semasa kejayaan Mataram, kerajaan-kerajaan di Malang jatuh
ke tangan Mataram, seperti halnya Kerajaan Majapahit. Sementara
pemerintahan pun berpindah ke Demak disertai masuknya agama Islam yang
dibawa oleh Wali Songo. Malang saat itu berada di bawah pemerintahan
Adipati Ronggo Tohjiwo dan hanya berstatus kadipaten. Pada masa-masa
keruntuhan itu, menurut Folklore, muncul pahlawan legendaris Raden Panji
Pulongjiwo. Ia tertangkap prajurit Mataram di Desa Panggungrejo yang
kini disebut Kepanjen (Kepanji-an). Hancurnya kota Malang saat itu dikenal sebagai Malang Kutho Bedhah.
Bukti-bukti lain yang hingga sekarang merupakan saksi bisu adalah nama-nama desa seperti Kanjeron, Balandit, Turen, Polowijen, Ketindan, Ngantang dan Mandaraka. Peninggalan sejarah berupa candi-candi merupakan bukti konkrit seperti :
Candi Kidal di Desa Kidal Kec. Tumpang yang dikenal sebagai tempat penyimpanan jenazah Anusapati.
Candi Kidal
Candi Singhasari di Kec. Singosari sebagai penyimpanan abu jenazah Kertanegara.
Candi Singhasari
Candi Jago / Jajaghu di Kec. Tumpang merupakan tempat penyimpanan abu jenazah Wisnuwardhana.
Candi Jago
Pada zaman VOC,
Malang merupakan tempat strategis sebagai basis perlawanan seperti
halnya perlawanan Trunojoyo (1674 - 1680) terhadap Mataram yang dibantu
VOC. Menurut kisah, Trunojoyo tertangkap di Ngantang. Awal abad XIX
ketika pemerintahan dipimpin oleh Gubernur Jenderal, Malang seperti
halnya daerah-daerah di nusantara lainnya, dipimpin oleh Bupati.
Bupati Malang I adalah
Raden Tumenggung Notodiningrat I yang diangkat oleh pemerintah Hindia
Belanda berdasarkan resolusi Gubernur Jenderal 9 Mei 1820 Nomor 8
Staatblad 1819 Nomor 16. Kabupaten Malang merupakan wilayah yang
strategis pada masa pemerintahan kerajaan- kerajaan. Bukti-bukti yang
lain, seperti beberapa prasasti yang ditemukan menunjukkan daerah ini
telah ada sejak abad VIII dalam bentuk Kerajaan Singhasari dan beberapa
kerajaan kecil lainnya seperti Kerajaan Kanjuruhan seperti yang tertulis
dalam Prasasti Dinoyo. Prasasti itu menyebutkan peresmian tempat suci
pada hari Jum`at Legi tanggal 1 Margasirsa 682 Saka, yang bila
diperhitungkan berdasarkan kalender kabisat jatuh pada tanggal 28 Nopember 760.
Tanggal inilah yang dijadikan patokan hari jadi Kabupaten Malang. Sejak
tahun 1984 di Pendopo Kabupaten Malang ditampilkan upacara Kerajaan
Kanjuruhan, lengkap berpakaian adat zaman itu, sedangkan para hadirin
dianjurkan berpakaian khas daerah Malang sebagaimana ditetapkan.
Batas wilayah
Utara Kabupaten Jombang, Kabupaten Pasuruan, dan Kota Batu
Timur Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Probolinggo
Selatan Samudra Hindia
Barat Kabupaten Blitar dan Kabupaten Kediri
Kabupaten Malang terletak pada 112 035`10090`` sampai 112``57`00`` Bujur Timur 7044`55011`` sampai 8026`35045`` Lintang Selatan. Kabupaten Malang berbatasan dengan Kota Malang tepat di tengah-tengahnya, Kabupaten Jombang, Kabupaten Pasuruan; dan Kota Batu di sebelah utara, Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Lumajang di sebelah timur, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Kediri di sebelah barat, serta Samudra Hindia di sebelah selatan.
Sebagian besar wilayah Kabupaten Malang merupakan kawasan dataran tinggi dan pegunungan yang berhawa sejuk. Bagian barat dan barat laut berupa pegunungan, dengan puncaknya Gunung Arjuno (3.339 m) dan Gunung Kawi (2.651 m). Di pegunungan ini terdapat mata air Sungai Brantas, sungai terpanjang kedua di pulau Jawa dan terpanjang di Jawa Timur.
Bagian timur merupakan kompleks Pegunungan Bromo-Tengger-Semeru, dengan puncaknya Gunung Bromo (2.392 m) dan Gunung Semeru (3.676 m). Gunung Semeru adalah gunung tertinggi di Pulau Jawa. Kota Malang sendiri berada di cekungan antara kedua wilayah pegunungan tersebut. Bagian selatan berupa pegunungan dan dataran bergelombang. Dataran rendah di pesisir selatan cukup sempit dan sebagian besar pantainya berbukit.
Kabupaten Malang memiliki potensi pertanian dengan iklim sejuk. Daerah utara dan timur banyak digunakan untuk perkebunan apel. Daerah pegunungan di barat banyak ditanami sayuran dan menjadi salah satu penghasil sayuran utama di Jawa Timur. Daerah selatan banyak digunakan ditanami tebu dan hortikultura, seperti salak dan semangka. Selain perkebunan teh, Kabupaten Malang juga berpotensi untuk perkebunanan kopi,dan cokelat(daerah pegunungan Kecamatan Tirtoyudo). Hutan jati banyak terdapat di bagian selatan yang merupakan daerah pegunungan kapur.
Ekonomi
Agrobisnis
Sumber perekonomian utama masyarakat di kabupaten Malang adalah dari sektor agrobisnis yang meliputi pertanian, perkebunan dan peternakan. Hasil pertanian & perkebunan meliputi:
Sayur mayur: tomat, kubis, wortel, sawi, kol, buncis, kacang panjang, mentimun, kentang, dll
Padi
Tebu
Tanaman hias
Kayu-kayuan: Sengon, Jabon
Hasil peternakan meliputi:
Daging & telur ayam kampung (Ayam Buras)
Daging & telur ayam ras
Susu sapi perah
Daging & susu kambing ettawa
Daging kelinci
Industri
Industri di Kabupaten Malang banyak bergerak dibidang pengolahan dan perdagangan hasil bumi meliputi:
Industri gula rafinasi
Industri teh
Industri makanan olahan (keripik buah, keripik kentang, aneka camilan, dll)
Industri pemotongan & pengolahan kayu
Industri pengolahan susu
Industri pengolahan daging ayam kampung
Transportasi
Bus
Transportasi angkutan antarkota dilayani dengan bus, pesawat, dan kereta api. Terminal bus antarkota adalah Terminal Arjosari (terminal pusat), Terminal Gadang (jurusan Dampit, Wajak, Lumajang, Blitar, Tulungagung, dan Trenggalek), dan Terminal Landungsari (jurusan Jombang, Tuban, dan Kediri). Angkutan dalam kabupaten menggunakan bus mini dan angkutan pedesaan. Terminal di wilayah Kabupaten Malang adalah Kepanjen, Dampit, Wajak, Lawang, dan Tumpang.
Kereta api
Malang terletak di jalur kereta api lintas Surabaya-Malang-Blitar-Kertosono-Surabaya. Terdapat 6 stasiun di wilayah Kabupaten Malang (Lawang, Singosari, Pakisaji, Kepanjen, Ngebruk, dan Sumberpucung). Lintasan kereta api di wilayah Kabupaten Malang termasuk unik karena melewati dua buah terowongan di daerah Bendungan Sutami, Karangkates.
Pesawat
Bandara Abdul Rachman Saleh yang terletak di Kecamatan Pakis melayani penerbangan sipil dengan jurusan Malang - Jakarta (Sriwijaya Air, Garuda Indonesia, Citilink, Batavia Air) serta Malang - Denpasar (Wings Air), dengan adanya 4 maskapai penerbangan tersebut Bandara Abdul Rachman Saleh total melakukan penerbangan sebanyak 7 kali per hari.
Demografi
- Suku bangsa Jawa, Tengger, Tionghoa, dll.
- Agama Islam (96.64%)
Kristen (2.33%)
Katholik (0.53%)
Hindu (0.40%)
Budha (0.09%)
Lainnya (0.01%)
- Bahasa Jawa, Tengger, Indonesia